cara belajar bahasa inggris | sejarah bahasa inggris part 1
Untuk post kedua cara belajas bahasa inggris kali ini saya akan membahasa mengenai sejarah Bahasa Inggris... Mungkin menurut Anda jadi kayak orang belajar sastra ya jadinya ,,, hehe.... Tapi sebenarnya sih bukan begitu niatnya,, sebenarnya saya hanya ingin membuka pola pikir Anda yang namanya bahasa inggris akan terus mengalami perubahan dan selalu ada penambahan kata-kata baru. Jadi, sekali lagi saya tekankan untuk tidak takut dan malu atas kesalahan yang Anda buat ketika belajar bahasa inggris.
Sejarah bahasa Inggris bermula dari lahirnya bahasa inggris di pulau Britania kurang lebih
1.500 tahun yang lalu. Bahasa inggris adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari dialek-dialek AngloFrisia yang dibawa ke pulau Britania oleh para imigran Jermanik dari beberapa bagian barat laut daerah yang sekarang disebut belanda dan Jerman. Pada awalnya bahasa inggris kuni adalah sekelompok dialek yang mencerminkan asal usul beragam kerajaan Anglo-Saxon di Inggris. Salah satu dialek ini, Saxon Barat akhirnya mendominasi. Lalu bahasa inggris kuno yang asli kemudian dipengaruhi oleh dua gelombang invasi.
1.500 tahun yang lalu. Bahasa inggris adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari dialek-dialek AngloFrisia yang dibawa ke pulau Britania oleh para imigran Jermanik dari beberapa bagian barat laut daerah yang sekarang disebut belanda dan Jerman. Pada awalnya bahasa inggris kuni adalah sekelompok dialek yang mencerminkan asal usul beragam kerajaan Anglo-Saxon di Inggris. Salah satu dialek ini, Saxon Barat akhirnya mendominasi. Lalu bahasa inggris kuno yang asli kemudian dipengaruhi oleh dua gelombang invasi.
Gelombang invasi pertama adalah revisi para penutur bahasa dari cabang Skandinavia keluarga bahasa Jerman. Mereka menaklukkan dan menghuni beberapa bagian Britania pada abad ke 8 dan ke 9.
Lalu gelombang invasi kedua ini ialah suku Norman pada abad ke 11 yang bertuturkan sebuah dialek bahasa Prancis. Kedua invasi ini mengakibatkan bahasa iNggris bercambur sampai kadar tertentu (meskipun tidak pernah menjadi sebuah bahasa campuran secara harfiah).
Hidup bersama dengan anggota suku bangsa skandinavia akhirnya menciptakan simplikasi tatabahasa dan pengayaam inti Anglo-Inggris dari Bahasa Inggris.
Bahasa Inggris Purba (Inggris Proton)
Suku-suku bangsa Jermanik yang mempelopori Bahasa Inggris (suku Anglia, Saxon, Frisia, Jute dan mungkin juga Frank), berdagang dengan dan berperang dengan rakyat kekaisaran Romawi yang menuturkan bahasa latin dalam proses invasi bangsa Jermanik ke Eropa timur. Dengan itu banyak kata-kata latin yang masuk kosakata bangsa-bangsa Jermanik ini sebelum mereka mencapai pulau Britania. Contohnya antara lain : camp (kamp), cheese (keju), cook (memasak), dragon (naga), fork (porok, garpu), giant (raksasa), gem (permata), inch (inchi), kettle ( (ketel), kitchen (dapur), linen (kain linen), mile (mil) mill (kincir angin) noon (siang), oil (oli, minyak), pillow (bantal) pin (paku), pound (pon), soap (sabun).
Bangsa Romawi juga memberi Bahasa Inggris beberapa kata yang mereka sendiri pinjam dari bahasa lain seperti kata : anchor (jangkar), butter (mentega), cat (kucing) chest (dada) devil (iblis) dish (piring, makanan) dan sack (saku).
Menurut Anglo-Saxon Chronicle, sekitar tahun 449 Vortigern, Raja kepulauan Britania mengundang "Angle kin" (suku ANglia yang dipimpin oleh Hengest dan Horsa) untuk menolongnya dalam penengahan konflik dengan suku Pict. Sebagai balasannya, suku Angles diberi tanah sebelah tenggara Inggris. Pertolongan selanjutnya dibutuhkan dan sebagai reaksi "datanglah orang-orang dari Ald Seaxum dari Anglum dari Iotum" (bangsa Saxon, suku Anglia, dan suku Jute). Chronicle ini membicarakan masuknya banyak imigran atau pendatang yang akhirnya mendirikan tujuh kerajaan yang disebut dengan istilah heptarchy.
Para pakar modern berpendapat bahwa sebagian besar cerita ini merupakan
legenda dan memiliki motif politik. Selain itu identifikasi para
pendatang di Inggris dengan suku Angle, Saxon, dan Jute tidak diterima
lagi dewasa ini (Myres, 1986, p. 46 dst.), terutama setelah diterima
bahwa bahasa Anglo-Saxon ternyata lebih mirip dengan bahasa Frisia daripada bahasa salah satu sukubangsa yang disebut di atas ini.
Bahasa Inggris Kuno
Para pendatang yang menginvasi pulau Britania mendominasi penduduk setempat yang menuturkan bahasa Keltik.
Bahasa Keltik akhirnya bisa lestari di Skotlandia, Wales dan Cornwall.
Dialek-dialek yang dipertuturkan oleh para pendatang yang menginvasi
Britania pada zaman sekarang disebut dengan nama bahasa Inggris Kuno, dan akhirnya bahasa Anglo-Saxon. Kemudian hari, bahasa ini dipengaruhi bahasa Jermanik Utara; bahasa Norwegia Kuna yang dipertuturkan oleh kaum Viking yang menginvasi dan akhirnya bermukim di sebelah timur laut Inggris (lihat Jórvík).
Para pendatang yang bermukim lebih awal menuturkan bahasa-bahasa
Jermanik dari cabang yang berbeda. Banyak dari akar kosakata mereka
memang sama atau mirip, meski tatabahasanya agak lebih berbeda termasuk
prefiks (awalan), sufiks (akhiran), dan hukum infleksi (takrifan) dari
banyak kata-kata. Bahasa Jermanik dari orang-orang Britania yang
berbahasa Inggris Kuno ini, terpengaruhi kontak dengan orang-orang
Norwegia yang menginvasi Britania. Hal ini kemungkinan besar merupakan
alasan daripada penyederhanaan morfologis bahasa Inggris Kuno, termasuk
hilangnya jenis kelamin kata benda dan kasus (kecuali pronominal). Karya
sastra ternama yang masih lestari dari masa Inggris Kuno ini adalah
sebuah fragmen wiracarita "Beowulf". Penulisnya tidak diketahui, dan karya ini sudah dimodifikasi secara besar oleh para rohaniwan Kristen, lama setelah digubah.
Kemudian introduksi agama Kristen di Britania menambah sebuah
gelombang baru yang membawa banyak kata-kata pinjaman dari bahasa Latin
dan bahasa Yunani.
Selain ada yang berpendapat bahwa pengaruh bahasa Norwegia berlangsung sampai pada Abad Pertengahan awal.
Masa Inggris Kuno secara resmi berakhir dengan Penaklukan Norman,
ketika bahasa Inggris secara drastik dipengaruhi bahasa kaum Norman ini
yang disebut bahasa Norman dan merupakan sebuah dialek bahasa Perancis.
Penggunaan istilah Anglo-Saxon untuk mendeskripsikan pembauran antara
bahasa serta budaya Anglia dan Saxon merupakan sebuah perkembangan
modern. Menurut Lois Fundis, (Stumpers-L, Jum’at, 14 Des 2001)
- "The first citation for the second definition of 'Anglo-Saxon', referring to early English language or a certain dialect thereof, comes during the reign of Elizabeth I, from an historian named Camden, who seems to be the person most responsible for the term becoming well-known in modern times."
- "Kutipan pertama untuk definisi kedua 'Anglo-Saxon', merujuk pada bahasa Inggris awal atau dialek tertentu dari bahasa ini, muncul selama pemerintahan Elizabeth I, dari seorang sejarawan bernama Camden, yang kelihatannya menjadi orang paling bertanggung jawab untuk menjadi terkenalnya istilah ini pada masa modern."
Kepanjangan kalo di jadiin satu.... Lanjut ke Part 2 aja ya...
0 komentar:
Posting Komentar